Jl. Tubagus Ismail VII No. 21, Sekeloa, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat
(022) 253 1000

Tidak Hanya Gula, Ini Penyebab Lain Diabetes Melitus

Ditinjau oleh dr. Haidar Zain

Tidak Hanya Gula, Ini Penyebab Lain Diabetes Melitus

(Gambar artikel diabetes)

06 Mar 2023

BANDUNG, OBATDIABETES.ID – Gula sering dijadikan sebab utama berkembangnya penyakit diabetes melitus, meski tidak sepenuhnya salah, tetapi ada hal selain gula yang turut menjadi penyebab diabetes melitus.

Diabetes melitus sering ditandai dengan munculnya gejala 3P, yaitu polifagia (keinginan untuk makan meningkat), polidipsia (rasa haus berlebih), dan poliuria (peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil). Gejala itu muncul ketika gula darah seseorang melebihi angka normal yang umumnya disebabkan oleh berbagai faktor.

Faktor genetik dan lingkungan sangat memengaruhi jenis diabetes yang berkembang. Diabetes melitus tipe 1 dipengaruhi oleh faktor genetik atau penyakit autoimun yang disebabkan oleh virus, sementara diabetes melitus tipe 2 umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Gula yang sering disebut-sebut faktor utama penyebab diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu dari sekian banyak faktor lingkungan yang mendorong perkembangan penyakit diabetes melitus.
 

Gaya hidup dan pola makan yang menyebabkan diabetes melitus

Pak Mustofa, seorang karyawan swasta yang berobat di Rumah Sakit Diabetes – CMI Hospital adalah seorang pengidap diabetes melitus tipe 2. Ia mengidap penyakit kronis yang umum dikenal dengan penyakit kencing manis ini sejak belasan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2002.

Diakui Pak Mustofa, diabetes melitus yang dimilikinya diakibatkan oleh kebiasaannya yang sering mengonsumsi makanan yang digoreng berkali-kali seperti gorengan dan makanan yang tinggi dengan penyedap rasa seperti bubur ayam dan bakso. Pak Mustofa banyak menyebutkan bahwa dua makanan itu adalah makanan favoritnya.

Tidak hanya dari pola makan, istri Pak Mustofa menyampaikan bahwa gaya hidup turut memperburuk penyakit diabetes melitus yang dialami oleh suaminya, seperti langsung tidur ketika baru selesai makan malam.

Dengan gaya hidup dan pola makan seperti itu, gula darah Pak Mustofa sering melonjak hingga ke angka 400-500 mg/dL dan sangat rawan terkena komplikasi. Menyadari seriusnya penyakit diabetes melitus mendorong Pak Mustofa untuk mencari pengobatan yang dapat  menurunkan kadar gula darahnya agar frekuensi pengobatan insulin yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun dapat dikurangi.
 

Pengobatan diabetes melitus Pak Mustofa di CMI Hospital

Pengobatan yang Pak Mustofa jalani di Rumah Sakit Diabetes – CMI Hospital merupakan usahanya yang ke sekian kali untuk bisa terlepas dari penyakit diabetes melitus tipe 2. Sebelumnya Pak Mustofa sudah pernah berobat ke beberapa dokter di berbagai rumah sakit, tetapi kondisi kadar gula dalam darahnya tak kunjung membaik. Secara khusus Pak Mustofa menjelaskan bahwa baru di CMI Hospital ia mendapat pelatihan makan agar terbiasa untuk mengonsumsi makanan sehat.

Kesadaran Pak Mustofa untuk mengubah pola makan juga peran aktif tenaga kesehatan di CMI Hospital secara tidak langsung turut menunjang proses pengobatan diabetes yang dijalani oleh Pak Mustofa sehingga ia berhasil melepas ketergantungan obat oral serta terapi insulin yang selama belasan tahun harus dilakukannya.
 

Obat Diabetes CMI Hospital - Rumah Sakit Diabetes

Obatdiabetes.id bersama CMI Hospital - Rumah Sakit Diabetes hadir sebagai solusi pengobatan diabetes. Fokus dari obat diabetes CMI Hospital - Rumah Sakit Diabetes yakni merevitalisasi sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin pasien diabetes sehingga pasien dapat terhindar dari komplikasi penyakit diabetes, melepas kebutuhan obat diabetes seumur hidup, juga sembuh dari diabetes yang dideritanya.

Informasi selengkapnya mengenai Obat Diabetes CMI Hospital - Rumah Sakit Diabetes dapat melalui Call Center (022) 253 1000 atau WhatsApp 0811 9161 166.

1 Suka | 1 Komentar
Share :

Kucing Drive Last Page 6 months ago balas

Wow, informasinya sangat bermanfaat. Terimakasih Fadila Nazian.

Tulis komentar

Tuliskan komentar anda tentang artikel kami.